Download lagu Kopi, Lukisan, Kenangan oleh Wira Nagara Mp3 disertai lirik lagu di Stafaband. Download Gak Ribet dan CEPAT. Lagu Kopi, Lukisan, Kenangan adalah album Sanding Kala.
Artis | Wira Nagara |
Judul | Kopi, Lukisan, Kenangan |
Album | Sanding Kala (Album) |
Dirilis | 2022 |
Album Tracks | Total 9 Tracks |
Durasi | 03:49 |
Audio Summary | MP3, 48 kHz |
Lirik Lagu
Lihat
Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan
Kau menyala sebagai satu-satunya yang kurindukan
Disini
Di tempat yang paling kau hindari
Aku pernah berdiri
Menggores kata menulis warna
Pada ratapan panjang yang menguat dalam
Lihat Semua Lirik
Lirik Lagu
Lihat
Tepat setelah lampu-lampu dipadamkan
Kau menyala sebagai satu-satunya yang kurindukan
Disini
Di tempat yang paling kau hindari
Aku pernah berdiri
Menggores kata menulis warna
Pada ratapan panjang yang menguat dalam dinding kecemasan
Aku mengisahkan kenangan di kepasrahan yang begitu lapang
Retak berserakan
Tanpa kediaman
Terkoyak sepi, melayang di antara pekat aroma kopi
Dengar
Tepat setelah jejak-jejak dilangkahkan
Kau menyapa sebagai satu-satunya yang kunantikan
Di sini, di peluk yang pernah kau nikmati
Aku masih sendiri
Mencari kehilangan, menemui perpisahan
Pada letupan kenang yang memuat ruang kekosongan
Aku membicarakann senyummu di keindahan yang telah hilang
Hancur berkeping, tersapu kesunyian, terinjak lara
Melarut dalam pahit diseduh air mata
Tunggu
Santailah sejenak
Kar'na tepat setelah meja-meja ditinggalkan
Kedai ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan
Satu kisah yang pernah kita upayakan
Beribu rencana yang pernah kita perjuangkan, lenyap
Kau memutuskan berpindah hati
Sebelum satu persatu rencana kita berhasil diwujudkan
Menggores kesadaran
Menyayat perasaan
Pada setiap kata yang memuat pertanyaan
Aku mencari kau yang kurindukan
Aku menyapa kau yang kunantikan
Aku mencari, aku menyapa, aku menanti, aku merindu, aku terisak
Aku menunggu hadirmu
Dan kini
Satu-satunya yang tersisa hanyalah goresan
Yang kubuat sebagai prasasti kesendirian
Kapanpun sunyi merasuk jiwamu, kemarilah
Pesan kopi terpahit dengan kenangan termanismu
Genggam kesedihanmu sebagai duka paling bahagia
Dan bila hatimu butuh didengarkan
Temui aku dalam perbincangan
Niscaya kopi yang kau pesan tak akan sepahit kehilangan