Download lagu Balada Semburan Naga oleh The Panturas, Adipati 'The Kuda' Mp3 disertai lirik lagu di Stafaband. Download Gak Ribet dan CEPAT. Lagu Balada Semburan Naga adalah album single.
Artis | The Panturas Adipati 'The Kuda' |
Judul | Balada Semburan Naga |
Album | Balada Semburan Naga (Single) |
Dirilis | 2020 |
Album Tracks | Total 1 Tracks |
Durasi | 04:07 |
Audio Summary | MP3, 48 kHz |
Lirik Lagu
[Verse 1]
Ding-ding-ding, bel rumahmu berdering
Kulihat ayahmu di teras tapi tak bergeming
Niat ajak dirimu untuk berwisata
Nonton Hongkong Cinema di Megaria
"Pagi, Pak. Apa kabarnya? Apa putrinya
Lihat Semua Lirik
Lirik Lagu
[Verse 1]
Ding-ding-ding, bel rumahmu berdering
Kulihat ayahmu di teras tapi tak bergeming
Niat ajak dirimu untuk berwisata
Nonton Hongkong Cinema di Megaria
"Pagi, Pak. Apa kabarnya? Apa putrinya ada?
Kami janji kencan ke pusat kota"
Hmm, tidak berbahas
Jadi canggung, dia tak acuh, harapan runtuh
[Verse 2]
"Oh, jadi Anda yang namanya Topan?
Saya dengar Anda seniman, pantas tak karuan
Tolong beri jarak yang jauh dengan putri
Ia terlalu cemerlang buat makhluk berantakan"
"Penampilan boleh saja berantakan
Tetapi di masa depan bisa saya buktikan
Kelak saya tumbuh seperti Tan Peng Liang
Yang bawa Tinung bahagia hingga melayang-layang"
Sinar terang lampu hijaumu selalu kutunggu
Bagai naga kusembur hangus niat busukmu
[Spoken words]
Huss, pergi, pergi, pergi!
Ih, ini anak muda
Gaji mepet UMR aja banyak gaya
Mendingan anak Pak Wijaya
Rumah ada, mobil punya
Orang tua jelas bibit bebet bobotnya
Jеlas! Jelas!
[Verse 3]
Sinar terang lampu hijaumu selalu kutunggu
Punya apa sampai bеrani bilang begitu
Saya punya cinta tapi pasti tak cukup
Kenapa masih coba kalau tahu tak sanggup
Bukan masalah tak sanggup, namanya juga usaha
Kalau bicara usaha, Anda tak usah berlaga (kenapa?!)
Butuh dua atau tiga puluh tahun lagi
Sampai Anda paham hidup sebenar-benarnya
Jangan mentang-mentang tua seenak saja berkata
Heh! Namanya juga orang tua, yang terbaik buat anaknya
Wahai Bapak, saya ini apa kurangnya?
Kurang mapan, kurang kaya, kurang, kurang, semuanya kurang woi!
Sinar terang lampu hijaumu selalu kutunggu
Punya apa sampai berani bilang begitu (kagak bisa!)
Tolong lah, Pak (kagak bisa)
Tega amat, sih (heh, emangnya kenapa?)
(pergi, pergi, pergi sana! hih!)