Download lagu Konservasi Konflik oleh Sisir Tanah Mp3 disertai lirik lagu di Stafaband. Download Gak Ribet dan CEPAT. Lagu Konservasi Konflik adalah album Woh.
Artis | Sisir Tanah |
Judul | Konservasi Konflik |
Album | Woh (Album) |
Dirilis | 2017 |
Album Tracks | Total 2 Tracks |
Durasi | 11:34 |
Audio Summary | MP3, 48 kHz |
Paku menusuk tumpul tanduk ular
Luka paling merdu dari cakar padi di dekat rumah di belahan tiga pantat sebelanga
Cukup, cukuplah
Lihat Semua Lirik
Paku menusuk tumpul tanduk ular
Luka paling merdu dari cakar padi di dekat rumah di belahan tiga pantat sebelanga
Cukup, cukuplah menahan jerit Tuhan merayu karpet di tikungan
Mulut ember bocor yang menempel di bibir ceret yang cemberut
Membuat lubang batu empuk bau darah
Membuat lubang batu empuk bau darah
Lalu setelah titik selalu luka
Untuk spasi yang menanam surga ke dalam duri
Untuk spasi yang menanam surga ke dalam duri
Menata hati di kebun binatang
Menata derita di dalam hati
Manusia memanah mimpi
Pecah berkeping-keping
Celaka cekakakan
Bencana di setiap sudut
Manusia di dalam sumur
Hitam tak berhati
Hitam tak berhati
Bersama hujan senja
Helai demi helai
Helai demi helai
Jatuh uban Tuhan
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjang
Kita termangu memaku
Kesibukan dan mati
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjang
Kita termangu memaku
Kesibukan dan mati
Kamu ke mana hari ini?
Aku menyambung jembatan putus
Lalu menyambung lidah buaya
Memandikan kamar mandi
Melatih babi terbang
Rajawali butuh teman yang lucu-lucu
Melukis langit merah muda
Menanam jagung di kebun kita
Plastik peyek terkulai ke lantai
Bungkus pecel mengawasi sendok di atasnya
Laba-laba bertahan hidup di bawah pigura
Foto di dalam pigura menyimpan dendam
Telinga paku merawat gembok dan anak kunci
Gorden dari ibu menjaga pintu
Kanvas sahabat menjaga harga dirinya
Botol-botol membaca puisi di perutnya
Ayam dan kucing melintas lebih santun dari rombongan pejabat
A-ah, semoga semua sudah be-ol
Sementara hanya kurang dari tujuh detik
Lampu merah sudah tak sabar ingin kutebas
Rezeki baru sepanjang Jojga dan Jakarta
Tapi kesalahan selalu relevan jika bunyi tiktok
somay
Berselisih ban dengan truk-truk pertamina
Keuangan negara tanpa kondom
Jangan peduli proposalnya
Nasib orang lebih penting
Kode posmu tetap sekian-sekian
Cicilan mengambang di kepalamu
Menyimpan rencana untuk korup
Ingat!
Kita ini mesin cetak
Jika hari mendung ditutup terpal
Jika hari mendung ditutup terpal
Kalau mesin fotokopi saja punya istana
Kenapa aku celana satu bisa hilang diambil orang
Padahal istanaku diam di dalam celana itu
Tetapi maling juga manusia
Butuh onderdil bagus untuk mempertahankan rezeki yang tegas santun tetapi tidak jujur
Kenapa toko sepatu malah memeriksa kesehatan?
Kabel-kabel di jalan silang sengketa dengan mata
Kawat-kawat berduri lalu busi mencair seperti kredit sehari jadi
McDonald memakan mulut-mulut sepanjang lapar di planet ini
Coblos Brengosnya!
Kata spanduk di atas bengkel sepeda motor
Jangan kaget dengan akrobat
Hidup memang dijejali antivirus dan mini market
Seakan-akan tak pernah ada dingklik bambu reot
Yang menyangga tubuh-tubuh tua di pasar Bringharjo
Senyum mereka yang paling ujung cuma harga sebuah kuas seorang pelukis
Polisi tidur di jalan-jalan berlubang
Menunggu tambalan-tambalan baru
Menunggu lubang-lubang baru kembali
Selamat datang di arena tanpa tiket
Kualitas hidup tetap sama
Apakah teleponmu sudah tersambung?
Telepon genggam diaktifkan
Doa diaktifkan
Harapan diaktifkan
Janji palsu diaktifkan
Janji palsu diaktifkan
Janji palsu diaktifkan
Hei!
Ada ranjang masih goyang
Alat kelamin dinonaktifkan
Puisi dicetak rapi
Mahasiswa mogok makan
Langit kota langit polusi
Kere merapatkan diri
Sepagi itu sarapan api
Wartawan dibunuh
Buruh dibunuh
Petani dibunuh
Aktivis dibunuh
Seorang anak diperkosa dan dibunuh
Seseorang dibunuh
Belasan orang dibunuh
Puluhan orang dibunuh
Ratusan orang dibunuh
Ribuan orang dibunuh
Puluhan ribu orang dibunuh
Ratusan ribu orang dibunuh
Jutaan orang dibunuh
Nasi diaduk dengan air mata
Tuan dan Nyonya belajar logika sudah sampai mana?
Tuan dan Nyonya belajar logika sudah sampai mana?